1. SAWO
KECIK
Sawo Kecik (Manilkara
kauki) sering
disebut juga Sawo Jawa merupakan tanaman (pohon) penghasil buah dari keluarga
sawo-sawoan (Sapotaceae) yang kini mulai langka
dan jarang ditemukan di Indonesia. Sawo Kecik yang menurut filosofi
jawa sering diidentikkan dengan sarwo becik (serba baik). Di Yogyakarta kadang
dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem
kraton.
Tanaman
penghasil buah yang batangnya mempunyai kayu yang keras dan kuat sehingga
sangat baik untuk bahan bangunan, perabot rumah tangga, alat-alat pertukangan,
bahkan dimanfaatkan sebagai benda-benda seni seperti patung, ukir-ukiran bahkan
sebagai peralatan musik seperti badan biola dan rebana.
Sawo Kecik
disebut juga sebagai Sawo Jawa. Sedangkan dalam bahasa Inggris, tanaman yang
mulai langka ini disebut sebagai Caqui dan Manilkara. Di beberapa negara lain
disebut Khirni (India), dan Lmt Sida atau Lmt Thai (Thailand). Sedangkan dalam
bahasa ilmiah (latin) Sawo Kecik disebut sebagai Manilkara kauki yang
bersinonim dengan Mimusops kauki,dan Manilkara kaukii.
Ciri-ciri.
Pohon Sawo Kecik
(Manilkara kauki) berukuran sedang dengan tinggi mencapai 25 m. Diameter
(garis tengah) batang pohon Sawo Kecik mampu mampu mencapai 100 cm.
Daun-daun
Sawo Kecik mengelompok pada bagian ujung batang. Di permukaan bawah daun Sawo
Kecik berwarna keputihan dan halus seperti beludru dengan tangkai daun tidak
menebal, panjang kelopak daun 7 mm.. Kuncup bunga Sawo Kecik berbentuk bulat
telur.
Buah Sawo
Kecik berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang berukuran kecil dengan
panjang berkisar 3.7 cm. Buah Sawo Kecik mempunyai kulit pembungkus yang sangat
tipis namun mudah dikelupas. Buah Sawo Kecik, bila mask mempunyai rasa yang
manis dan kadang-kadang terasa sedikit agak sepat.
Sawo kecik
tumbuh subur di daerah pesisir (pantai) yang beriklim kering hingga daerah
berketinggian sekitar 500 meter dpl. Pohon langka ini sering ditanam sebagai
pohon peneduh, pohon buah (untuk dikonsumsi buahnya), dan sebagai pohon
ornament yang biasa ditanam di dekat kuifhbl atau istana.
2 KEPEL
Kepel adalah
nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol.
Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak
jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon
Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofiadhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa
Jogyakarta.
Pohon Kepel
(Stelechocarpus burahol) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga
sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan
turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel
Aple.
Pohon Kepel
menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai
filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel
juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah
menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru
karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi
langka.
Ciri-ciri
Kepel.
Pohon Kepel
(Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi hingga 25 m dengan diameter
batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan.
Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan
buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.
Daun Kepel
tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12 27 cm dan lebar 5 9 cm.
Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan
terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8
sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.
Buah Kepel
tumbuh memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong dengan bagian
pangkal agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus burahol) coklat
agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi coklat tua. Daging
buah berwarna agak kekuningan sampai kecoklatan membungkus biji yang berukuran
cukup besar. Rasa buah Kepel manis.
Pohon Kepel
dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran
rendah hingga ketinggian 600 mdpl.
Pohon Kepel
(Stelechocarpus burahol) menjadi salah satu pohon yang langka.
Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai
pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya
masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon
ini.
Selain itu,
sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk membudidayakannya.
Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian besar isi buah dipenuhi biji
sehingga mengurangi minat orang untuk membudidayakannya.
Filosofi dan
Manfaat Kepel.
Buah Kepel (Stelechocarpus
burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai
filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena
seperti tangan yang terkepal.
Buah Kepel
sejak zaman dahulu telah dipergunakan oleh para putri keraton sebagai
penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu juga dipercaya sebagai salah
satu sarana kontrasepsi sebagai sterilitas wanita (KB).
Daging buah
kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi
ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) dapat digunakan sebagai
bahan industri atau bahan perabot rumah tangga dan bahan bangunan yang tahan
lebih dari 50 tahun. Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam
urat. Lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.
3.BERINGIN
Pohon
beringin punya filosofi kokoh kuat dan mengayomi. Beringin tidak tumbuh ke atas
namun tumbuhnya melebar, mengembang dan terkadang kembali ke bawah menjuntai .
Itu juga berarti orang harus mengenal asal usulnya,.. darimana dia berasal. Pun
pohon beringin selalu menjernihkan mata air yang ada di sekitarnya.Tanaman
beringin memiliki kemampuan sebagai tanaman konservasi mata air dan penguat
lereng alami. Hal tersebut dapat dilihat dari struktur perakarannya yang dalam
dan akar lateral yang mencengkeram tanah dengan baik. Selain itu, jenis-jenis
beringin memang diketahui sebagai habitat beberapa burung, reptilian, serangga
dan mamalia yang mengkonsumsi buahnya. Jadi, dengan menanam beringin, secara
tidak langsung juga akan mengkonservasi fauna yang menjadikan beringin sebagai
tempat hidupnya.
Beringin
merupakan tanaman yang memiliki kemampuan hidup dan beradaptasi dengan bagus
pada berbagai kondisi lingkungan. Selain itu keberadaan tanaman beringin pada
kawasan hutan bisa dijadikan sebagai indikator proses terjadinya suksesi hutan.
Beringin juga merupakan tanaman yang memiliki umur sangat tua, tanaman tersebut
dapat hidup dalam waktu hingga ratusan tahun.
Pohon
beringin sangat identik dengan segala sesuatu yang berbau mistis. Banyak orang
menganggap pohon besar ini suci dan tempat kekuatan magis berkumpul. Tak jarang
pula orang yang berpikir kalau lokasi di sekitar pohon beringin adalah tempat
yang angker.
Namun,
dibalik semua rahasia yang tersimpan, pohon ini ternyata memiliki manfaat besar
dalam menyembuhkan sejumlah penyakit.
Beringin
yang bernama latin Ficus benyamina L, memiliki ketinggian sekitar 20 - 25 m.
Batangnya tegak, bulat, dengan permukaan kasar. Pada bagian batang ini keluar
akar gantung (akar udara). Pohon yang disebut waringin pada masyarakat Jawa dan
Sumatera ini, memiliki bentuk daun tunggal, bertangkai pendek, dengan letak
bersilang berhadapan. Bunganya tunggal, keluar dari ketiak daun, sementara
buahnya buni bewarna hijau saat masih muda dan merah setelah tua.
Kandungan :
Akar udara yang terletak pada bagian batang pohon beringin mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange. Memiliki rasa yang sedikit pahit, namun sejuk.
Akar udara yang terletak pada bagian batang pohon beringin mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange. Memiliki rasa yang sedikit pahit, namun sejuk.
Khasiat :
Akar dan daun adalah bagian dari tanaman yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit. Akar udara dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri pada rematik sendi, dan luka terpukul (memar). Sementara daunnya berkhasiat menyembuhkan influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak.
Akar dan daun adalah bagian dari tanaman yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit. Akar udara dapat dimanfaatkan untuk mengatasi pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri pada rematik sendi, dan luka terpukul (memar). Sementara daunnya berkhasiat menyembuhkan influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (akut enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak.
Untuk
mengatasi kejang panas pada anak, Anda bisa menyiapkan sekitar 100 g daun
beringin segar. Cuci bersih lalu rebus bersama 5 liter air selama 25 rnenit.
Gunakan air rebusan ini selagi hangat untuk memandikan anak yang sakit.
Untuk
mengobati bronchitis , caranya : Rebus 75 g daun beringin segar dan 18 g kulit
jeruk mandarin dengan 3 gelas air, sampai tersisa sekitar 1 gelas saja. Setelah
dingin saring dan minum 3 kali sehari pagi , siang dan malam. Lakukan selama 10
hari.
Sedang untuk
mengatasi radang usus atu disentri caranya : Cuci bersih 500 g daun beringin
segar dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa sekitar 1 gelas saja. Setelah
dingin saring dan minum 2 kali sehari pagi dan sore masing - masing 1/2 gelas.
4. KANTIL
Dalam bahasa
Jawa, kantil berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga Kantil
mempunyai makna ritual kemantilkantil yang berarti selalu ingat dimanapun
berada dan selalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam.
Kantil (Cempaka
Putih) merupakan
tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi
pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia
alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga
jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna
identitas) provinsi Jawa Tengah.
Mitos yang
berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh
kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut
mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat
tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang
erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan
maupun kematian.
Ciri-ciri.
Pohon kantil
mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang
berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu
halus berwarna keabu-abuan.
Daun kantil
(cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun lumayan panjang, mencapai
hampir separo panjang daunnya. Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga
berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas. Tanaman yang dimitoskan
sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan mempunyai buah karena itu
perbanyakan dilakukan secara vegetatif.
Habitat
tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga
ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.
Manfaat dan
Kegunaan.
Bunga Kantil
mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama di Jawa
Tengah. Bunga Kantil banyak di gunakan pada upacara perkawinan terutama sebagai
hiasan sanggul dan keris. Selain itu bunga kantil juga digunakan pada upacara
kematian dan tabur bunga (nyekar).
Secara
medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid
mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran
dan diuretik. Karena kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat
menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk,
demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.
Sayangnya
khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum tereksplorasi secara
maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha membudidayakan
tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara spiritual dan
tradisi.
Menyimak
mitos dan kandungan medis yang menyertai fauna identitas provinsi Jawa Tengah
ini, kini tergantung kepada masing-masing kita. Apakah lebih mempercayai
tanaman ini sebagai rumah kuntilanak atau justru menyadari khasiat medis
sebagai obat alternatif yang amat bermanfaat.
5.BAMBU
Pohon
bambutak hanya menarik ketika ditata untuk menghias taman. Pohon berbatang
ramping itu juga mengandung filosofi hidup yang berguna untuk manusia. Kita
dapat menjumpai pohon bambu dengan murah di sekitar lingkungan.
Penampakannya
sangat khas, rimbun berumpun dengan batang yang panjang serta daun yang
bentuknya mirip rumput. Saat angin berembus, suara dari gesekan daun bambu
memancarkan ciri tersendiri. Pohon yang dapat menyejukkan taman rumah ini
menyimpan filosofi yang bisa jadi belum diketahui banyak orang. Bambu, yang
perubahan wujudnya terbilang lambat, sebetulnya memiliki kekuatan pada akar.
Satu hingga tiga tahun, pertumbuhan pohon ini dirasa lambat.
Namun,
sebenarnya selama kurun waktu tersebut, akar bambu sedang tumbuh dengan pesat
sehingga memiliki kekuatan yang luar biasa. Pertumbuhan bambu baru terlihat
secara signifikan setelah empat tahun, dengan akar-akarnya yang juga tumbuh
subur. Pada tahun kelima, setelah pertumbuhan akarnya selesai, barulah batang
bambu akan muncul.
Tumbuh
menjulang ke langit. Proses kehidupan pohon bambu mengandung arti filosofis
buat manusia, yakni betapa fondasi yang kuat sangat diperlukan. Menurut
klasifikasinya, bambu tergolong tanaman rumput. Namun, bambu adalah rumput
spektakuler. Tingginya bisa terentang dari 30 cm hingga 30 meter. Bambu sebuah
tanaman rumput yang unik. Nah, inilah pelajarannya. Meskipun berlatar tanaman
rumput, bambu menjadi beda lantaran karakternya.
Kegunaan dan
cara bambu mengekspresikan diri, menjadikannya tanaman rumput yang berbeda.
Dalam kehidupan pun latar belakang, kita sebenarnya bukanlah penentu, melainkan
bagaimana kita berupaya mengekspresikan potensi diri, tidak peduli latar
belakang kita.
Itulah yang
akhirnya membuat kita menjadi pribadi luar biasa. Pohon bambu juga mengajari
kita soal fleksibilitas. Kita jarang menyaksikan bambu roboh. Di tengah
tumbangnya pohon-pohon lain akibat serangan angin puting beliung, bambu tetap
tegar berdiri.
Selain
karena akar yang kuat, batangnya juga mampu bergoyang bersama angin. Alhasil,
dalam cuaca buruk dan angin kencang, pohon bambu bisa bergoyang dan
mengeluarkan desis suara mengikuti irama angin. Sementara pohon-pohon lain yang
memiliki batang lebih besar, justru tidak kuat menghadapi ganasnya angin.
Inilah yang disebut fleksibilitas.
Bambu
tergolong keluargagramineae, disebut juga dengan giant grass berumpun
dan terdiri atas sejumlah batang yang tumbuh secara bertahap. Mulai rebung,
batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 4?5 tahun. Bentuk batang bambu
berbuku-buku atau beruas. Dia juga berdinding keras, dan di tiap ruasnya ditumbuhi
mata tunas atau cabang.
Akar bambu
berbentuk rimpang berbuku dan beruas. Setiap buku akan ditumbuhi serabut dan
tunas yang dapat tumbuh sebagai batang.
Selain untuk
kebutuhan perumahan dan perkakas rumah tangga atau tanaman hias, bambu
merupakan salah satu jenis pohon yang sangat baik untuk kelestarian lingkungan.
Sebagai fungsi pelestari lingkungan yang paling baik, bisa kita buktikan bahwa
setiap ada rumpun bambu di sana, sudah pasti ada sumber air.
Begitu
banyak keunikan pohon bambu yang kita temui. Menurut jenisnya, bambu ada yang
berjenis bambu tali (bambu apus) , pohon bambu rebung( bambu petung ), bambu
gombong, bambu wulung, bambu jepang, dan bambu china.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar